foto:tribun bali |
Namun yang membedakan ada pada durasi kegempaan tersebut, jika
yang terjadi pada 28 November mencapai hingga 30 menit lamanya, maka pada
tanggal 2 Desember gempa tremor terjadi terpaut 8 menit lebih pendek yaitu 22
menit.
Menurut keterangan dari PVMBG (Pusan Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi), aktivitas dan kondisi Gunung Agung Bali sejak hari Sabtu tgl
2 Desember lalu jam 22:30 waktu Indonesia bagian tengah hanya terlihat asap
tipis di puncak Gunung.
Kondisi Gunung Agung Tenang
Kemungkinan yang terjadi dengan kondisi Gunung Agung seperti itu
karena aktivitasnya sedang menurun atau masa tenang. Pada masa kondisi tenang seperti
ini, maka yang terjadi ada 2 kemungkinan:
1. Melemahnya laju magma yang naik ke atas permukaan dikarenakan
energi gas magmatik berkurang setelah pasca erupsi.
2.Terhalangnya magma yang naik ke permukaan disebabkan terjadi
sumbatan pada pipa magma yang telah dingin dan mengeras.
Kemungkinan yang ke dua inilah akan menjadi momok, karena dengan
adanya penyumbatan pada pipa magma secara teori dapat dipastikan energy magma
terakumulasi menjadi semakin besar hingga mengakibatkan letusan semakin besar
pula.
Apabila masa tenang semakin lama, maka kemungkinan erupsi yang
akan terjadi secara eksplosif dan lebih besar dari pada tanggal 28 November
2017.
Sesuai catatan sejarah Erupsi Gunung Agung ditahun
1963 menjadi tolak ukur karena akibat yang ditimbulkan menelan 1.148 korban
jiwa dan 296 orang terluka. Selain itu
aktivitas vulkanik di tahun tahun ini mirip dengan apa yang terjadi ditahun
1963.
Merujuk pada peristiwa erupsi Gunung Agung pada tahun 1963,
setelah usai masa tenang selama 2 minggu kemudian terjadi letusan yang sangat
besar, luncuran awan panasnya keatas hingga mencapai 23 Km.
Peristiwa
erupsi pada tahun 1963 ini sangatlah dahsyat, dalam kurun waktu hampir 1 tahun
lamanya dimulai tanggal 18 Februari 1963 dan berakhir hingga 27 Januari 1964.
Yang tercatat dalam sejarah, bahwa Gunung Agung
sudah pernah erupsi sebanyak 4 kali, peristiwa pertama pada tahun 1808, 1821,
1843, dan pada tahun 1963. Setelah tahun 1963, artinya tidak pernah terjadi
erupsi selama 54 tahun, dan hingga terjadi erupsi lagi di Tahun 2017 ini.
Yang hanya bisa
menjadi harapan adalah semoga dampak yang ditimbulkan tidak seperti erupsi Gunung Merapi di tahun 2010 silam, yah… meskipun tetap ada dampak yang ditimbulkan,
tapi ini lah alam, kita harus menghormati prosesnya.
Dampak Erupsi
Gunung Agung Terkini
Berdasarkan laporan dari Pasemeton
Jagabaya per tanggal 1 Desember 2017 mengenai kondisi lingkungan dari
erupsinya Gunung Agung berdampak:
1. Secara pasti, penduduk dievakuasi sejauh minimal radius 8Km dari
puncak Gunung Agung.
2. Sejumlah hewan kelaparan seperti kera-kera turun karena tidak
ada lagi buah yang bisa dimakan.
3. Beberapa hewan lainnya mati akibat tidak tahan dengan bau belerang.
4. Pepohonan layu, daunnya mongering dan berguguran bahkan ada
yang mati.
5. Rumput sejauh 5Km dari dusun Sogra ke Pura Pasar Agung mengering.
6. Jalan menuju ke Pura Pasar Agung di penuhi lumpur abu
vulkanik.
Demikian sedikit informasi yang didapat mengenai kondisi Gunung
Agung terkini berdasarkan dari berita di Tribun Bali dan tunggu berita perkembangan kondisi Gunung Agung selanjutnya.
No comments:
Post a Comment