Sekilas sejarah Suku Sasak.
Pulau Lombok masih termasuk wilayah Provinsi Nusa
Tenggara Barat dengan luas sekitar 5435km2, terdiri dari lima kabupaten diantaranya Lombok barat,
Lombok utara, Lombok timur, Lombok tengah dan kota mataram.
Masyarakat yang mendiami pulau Lombok 80% nya adalah
Suku Sasak, menurut sejarah Suku Sasak telah menghuni sejak dari 4000 SM.
Sebagian berpendapat suku sasak merupakan campuran dari penduduk asli Lombok dengan suku pendatang dari pulau jawa.
Sebagian berpendapat suku sasak merupakan campuran dari penduduk asli Lombok dengan suku pendatang dari pulau jawa.
Sesuai dengan statement Goris S bahwa Sasak secara
etimologi berasal dari 2 kata yaitu Sah (pergi) dan Shaka (leluhur), maka dapat
disimpulkan bahwa sasak berarti Pergi ke Tanah Leluhur.
Sesuai dengan hasil karya
Mpu Prapanca, dalam kitab Nagarakertagama menyebutkan bahwa “Lombok Sasak Mirah Adi” memiliki arti kejujuran adalah permata yang utama.
Hal ini diambil dari kata Sasak (sa-sak) yang
diartikan sebagai satu atau utama, Lombok (Lomboq) dari bahasa
kawi yang dapat diartikan sebagai jujur atau lurus, Mirah diartikan
sebagai permata dan Adi bermakna
baik.
Suku Sasak memiliki banyak
ragam Seni Kebudayaan, dari bermacam-macam seni
budaya Suku Sasak, di bawah ini adalah 3 seni budaya suku sasak yang sangat
menarik:
I)
Sabuk Beleq.
Sabuk
Beleq berasal dari dua kata yaitu Sabuk artinya "ikat pinggang" dan Beleq
adalah "besar", jadi arti dari sabuk beleq adalah ikat pinggang yang mempunyai
ukuran besar, bahkan ukuran Sabuk Beleq tersebut bisa mencapai 25 meter.
Sabuk
Beleq biasanya dikeluarkan pada saat upacara adat yang dilaksanakan untuk bertujuan
memupuk cinta kasih sesama makhluk Tuhan, mempererat tali persaudaraan, gotong-royong
dan memperkuat persatuan
Tradisi
upacara ini dilakukan oleh masyarakat Lombok khususnya yang menempati daerah
Lenek Daya.
Upacara ini diadakan setiap pada Tanggal 12 Rabi’ul Awal Tahun Hijriah, prosesinya dengan
cara mengusung Sabuk Beleq mengelilingi kampung dan diiringi dengan music yang
berasal dari tabuhan Gendang Beleq.
Kemudian upacara ini diteruskan dengan
praja mulud dan diakhiri dengan memberikan makanan untuk beberapa jenis makhluk
hidup.
II) Gendang Beleq
Sesuai dengan namanya Gendang Beleq
adalah alat musik Gendang yang berukuran besar dengan diameter 50cm
dan panjang 150cm. Dikarenakan ukuran Gendang yang besar maka suara yang
dihasilkan cukup besar dan bergema.
Gendang Beleq ini dimainkan dengan cara dikalungkan di bahu Sekaha
(2 orang yang memainkan Gendang Beleq disebut Sekaha), 2 orang tersebut
mengenakan Sapo (Ikat kepala khas Suku Sasak). *Seperti gambar di bawah ini
Sesuai dengan sejarah, Gendang Beleq digunakan untuk mengiringi prajurit
ketika berangkat ke medan peperangan untuk berjuang, karena masyarakat Suku Sasak
percaya suara dari Gendang Beleq mampu membangkitkan keberanian dan semangat
yang berkobar-kobar.
Karena berjalannya waktu, sekarang
Gendang Beleq hanya dimainkan untuk pertunjukan kesenian, ceremony penyambutan
tamu seperti yang dilakukan di Desa Sade, bahkan untuk mengiringi perayaan pernikahan.
Dalam prakteknya Gendang Beleq ini dimainkan secara berkelompok bersama dengan alat music yang lain, diantaranya Gong, Terumpang, Pencek Oncer, Terumpang dan Seruling.
Dalam prakteknya Gendang Beleq ini dimainkan secara berkelompok bersama dengan alat music yang lain, diantaranya Gong, Terumpang, Pencek Oncer, Terumpang dan Seruling.
III) Tari Oncer
Muhammad
Tahir adalah seorang tokoh yang menciptakan Tari Oncer pada Tahun 1960. Jenis
tarian ini dapat dilakukan secara berkelompok oleh laki-laki maupun perempuan,
dengan diiringi varian musik berasal dari Gendang Beleq.
Tetapi
jika perempuan yang melakukan tarian ini tetap memerankan sebagai seorang
laki-laki, karena Tari Oncer adalah sebuah tarian yang bermakna para prajurit bertempur
di medan perang, mulai dari berangkat ke
medan perang hingga perang usai.
Penari Tarian Oncer terbagi menjadi 3 kelompok:
1) 6/8 orang penari kenceng
(kelompok penari membawa kenceng)
2) 2 orang penari gendang (kelompok
penari membawa Gendang)
3) 1 orang penari petuk (kelompok
penari membawa petuk)
Tari Oncer terdiri dari 3 partisi :
Part I
Menggambarkan
sebuah peperangan, semua penari menari secara bersama-sama dengan 3
ragam gerakan:
a) Gerakan
Tinduk atau disebut gerakan melangkah
Gerak
Tinduk menggambarkan keberangkatan langkah ke Medan Perang, dalam gerakan ini
yang ditonjolkan adalah mengangkat kaki.
b) Gerakan
Buka Jebak (membuka pintu)
c) Gerakan
Kadal Nengos (Kadang yang menengok)
Gerakan
ini menggambarkan suatu tindakan kewaspadaan terhadap musuh, gerakannya adalah
menengok melihat kearah kanan-kiri dan depan-belakang.
Part II
Rebek Taping
dan Tereq Repoq (Gerak Bambu yang setengah tumbang karena disebabkan oleh
terpaan angin)
Part III
Di Part ini mempunyai
makna keadaan setelah perang usai dan memilliki 3 ragam gerakan, diantaranya :
a) Gerakan
cempaka panclang (cempaka berguguran)
b) Keroton kombol
(kembang sepatu kuncup)
c) Sandal kebak
(kembang sandat yang mekar)
Itulah 3 macam kebudayaan Suku Sasak, sebenarnya masih banyak seni budaya suku sasak di pulau Lombok selain dari 3 terebut diatas.
Peresean salah satunya senu budaya suku sasak yang cukup menarik, di artikel berikutnya kita akan bahas Peresean dan beberapa seni budaya dari Suku Sasak.
Peresean salah satunya senu budaya suku sasak yang cukup menarik, di artikel berikutnya kita akan bahas Peresean dan beberapa seni budaya dari Suku Sasak.
No comments:
Post a Comment