Dibutuhkan 2 Juta Batu Seberat 1,3 Juta Ton, Untuk Membangun Candi Borobudur

lokasi wisata candi di yogyakarta
Candi Borobudur merupakan Candi Budha yang terletak di desa Borobudur, kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Candi Borobudur dibangun mulai pada awal Abad ke-oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra.




Banyak anggapan bahwa Candi Borobudur termasuk objek wisata yogyakarta, karena wisatawan yang datang di yogyakarta dapat dipastikan mengunjugi Candi Borobudur.

Pola ini sudah dilakukan sejak puluhan Tahun yang lalu, karena fasilitas dan akses mudah pada waktu itu hanya berangkat dari Yogyakarta.

Sehingga pemahaman wisatawan domestik bahkan mancanegara bahwa Candi Borobudur adalah salah satu objek wisata candi yang ada di yogyakarta.

Selain itu perjalanan cukup hanya memakan waktu satu jam saja dari malioboro atau pusat kota yogyakarta.

Jadi, untuk lebih jelasnya beberapa objek wisata candi yang masuk wilayah DI Yogyakarta diantaranya adalah Candi Prambanan, Candi Ratuboko, dan Candi Sambisari


Sebuah Nama Borobudur

Asal usul nama “Borobudur” diambil dari kata Bara dan Budur, Bara dari bahasa Sansekerta yang artinya Biara, sedangkan Budur berasal dari kata Beduhur yang berarti di atas. Maka, arti dari Borobudur adalah sebuah Biara yang dibangun di atas punggung bukit.

Apabila dilihat dari atas, Candi Borobudur mirip dengan bunga teratai, Simbol teratai oleh agama Budha merupakan lambang dari kesucian. Karena Bunga Teratai tersebut dapat tumbuh dan berkembang di lingkungan air yang kotor. 

Oleh karena itu, umat Budha diharapkan selalu menjaga pikiran dan hati mereka agar tetap bersih meskipun berada di lingkungan yang tidak baik, Seperti halnya Bunga Teratai yang tumbuh meskipun di lingkungan air yang kotor.


Arsitektur Candi Borobudur

A) Ada 4 Level Pada Bandunan Candi

Bangunan Candi Borobudur memiliki beberapa level dan setiap level mencerminkan tahapan kehidupan manusia.

Menurut Budha Mahayana, setiap individu yang ingin mencapai level sebagai Budha harus melalui tiap-tiap level kehidupan.

Dibawah ini adalah level candi Borobudur yang sesuai menurut Budha Mahayana

I. Arupa
Tingkat paling atas yang melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.

II. Arupadhatu
Dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang. Melambangkan individu yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk.

III. Rupadhatu
Patung Budha dibuat secara terbuka, tingkat ini melambangkan individu yang telah terbebas dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk.

IV. Kamadhatu
Kamadhatu merupakan tingkat paling dasar dari Borobudur, di tingkat ini menggambarkan individu yang masih terikat dengan nafsu keduniawian.


B) Relief Candi Borobudur

Setiap dari level memiliki relief yang dapat terbaca secara runtut searah jarum jam, relief candi Borobudur menceritakan kisah yang sangat melegenda mulai dari wiracarita hingga Ramayana.

Selain itu, relief candi Borobudur juga menggambarkan kondisi masyarakat pada saat itu, Seperti kemajuan sistem pertanian, dan relief kapal layar yang menggambarkan kemajuan pelayaran yang berpusat di Bergotta (Semarang).

Dinding Candi Borobudur dikelilingi oleh relief yang merupakan satu rangkaian cerita yang terususun dalam 1.460 panel. Panjang masing-masing panel adalah 2 meter. Jika rangkaian relief tersebut direntangkan maka panjang relief keseluruhan lebih kurang 3 km.

Candi Borobudur memiliki luas bangunan 15.129 m2 yang tersusun dari 55.000 m3 batu, dari 2.000.000 batu. Ukuran rata-rata batu 25 X 10 X 15 cm. Panjang setiap batu secara keseluruhan 500 km dengan berat total batu 1,3 juta ton.

Pendapat Ahli 

I) Menurut hasil penelitian seorang antropolog-etnolog Austria, Robert von Heine Geldern terkait Candi Borobudur. 

"Candi Borobudur adalah satu bukti yang ditinggalkan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia sudah mengenal tata budaya pada zaman Neolithic dan Megalithic, pada zaman Megalithic itu nenek moyang bangsa Indonesia membuat makam leluhurnya sekaligus tempat pemujaan"

II) Menurut penelitian Geologi W.O.J. Nieuwenkamp menyatakan 

"bahwa Candi Borobudur bukannya sebagai bangunan stupa melainkan sebagai bunga teratai yang mengapung di atas danau"

Danau yang sekarang sudah kering sama sekali, dulu meliputi sebagian dari daerah dataran Kedu yang terhampar di sekitar bukit Borobudur.

Foto udara daerah Kedu memang memberi kesan adanya danau yang amat luas di sekeliling Candi Borobudur.


Siapakah Arsitek Candi Borobudur?

Gunadharma, Siapakah dia? Gunadharma adalah nama arsitek yang merancang bangunan Candi Borobudur.

Tapi siapakah Gunadharma? Diperkirakan Gunadharma bukanlah nama dari seseorang, melainkan sebuah nama yang diberikan untuk orang yang mempunyai intelektual luar biasa.

Hebatnya, untuk merekatkan batu tidak digunakan semen atau bahan perekat lainnya, melainkan antara batu dengan batu yang lain saling dikaitkan. 

Bangunan Candi Disekitar Borobudur

Tidak jauh dari Candi Borobudur terdapat dua candi kecil yaitu Candi Mendut dan Candi Pawon. Dari ketiga candi tersebut yakni Borobudur, Mendut, dan Pawon jika ditarik garis khayat, ternyata berada dalam satu garis lurus.

Menurut kitab-kitab kuno

Syarat mendirikan sebuah Candi harus berada di sekitar tempat bercengkeramanya para Dewa. 

Tempat-tempat tersebut biasanya berada di puncak dan lereng bukit, daerah kegiatan gunung berapi, dataran tinggi, tepian sungai dan danau, dan pertemuan dua sungai.

Kemungkinan, dulunya pada abad ke 8 Daerah disekitar Candi Borobudur merupakan syarat yang tepat untuk mendirikan Candi.

Sesuai dengan statement W.O.J. Nieuwenkamp, bahwa Candi Borobudur seperti teratai diatas danau, hal ini dikuatkan dengan adanya foto udara daerah Kedu bahwa adanya danau yang amat luas di sekeliling Candi Borobudur.

Jika demikian, maka pada abad ke-8 Candi Borobudur didirikan berada di sekitar/tengah-tengah danau dan di dataran tinggi atau punggung bukit.

No comments:

Post a Comment